Jumat, 30 November 2012

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI NEGARA BERKEMBANG (sebuah analisis Kuznets)


PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
NEGARA BERKEMBANG
(sebuah analisis Kuznets)

Bahwa struktur  ekonomi akan mengalami perubahan dalam pembangunan ekonomi, sudah lama disadari oleh ahli-ahli ekonomi. Tulisan A.G.B Fisher dalam International Labour Review pada tahun 1935 telah mengemukakan pendapat bahwa berbagai negara dapat dibedakan berdasarkan persentase tenaga kerja yang berada di sektor primer, sekunder, dan tertier. Pendapat ini dibuktikan oleh Clark yang telah mengumpulkan  data statistik mengenai persentase mengenai data tenaga kerja yang bekerja di sektor primer, sekunder, dan tertier di beberapa negara. Sektor primer adalah kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Termasuk dalam sektor skunder adalah industri-industri pengolahan, industri air dan listrik, dan industri bangunan. Sektor tertier meliputi kegiatan dalam bidang pengangkutan dan perhubungan, pemerintahan, perdangan dan jasa perseorangan. Data yang dikumpulkannya itu menunjukan bahwa makin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor industri makin penting peranannya dalam menampung tenaga kerja.
Kuznets, Chenery, dan beberapa penulis lainnya mengadakan penyelidikan lebih lanjut mengenai perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan. Kuznets bukan saja menyelidiki tentang perubahan peresentase penduduk yang bekerja di berbagai sektor dan sub-sektor dalam pembangunan ekonomi, akan tetapi juga menunjukan perubahan sumbangan berbagai sektor kepada produksi nasional dalam proses tersebut. Sedangkan Chenery mengususkan analisanya pada corak perubahan sumbangan berbagai sektor dan industri-industri dalam sub sektor indusri pengolahan kepada produksi nasional.
Dalam bab ini terutama akan diuraikan garis besar analisis Kuznets untuk menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan.

PERUBAHAN  SUMBANGAN BERBAGAI SEKTOR DALAM MENCIPTAKAN PRODUKSI NASIONAL
Untuk mengetahui bagaiman corak perubahan dalam struktur ekonomi pada masa Lalu, Kuznets mengumpulkan data mengenai sumbangan berbagai sektor kepada pruduksi nasional di tiga belas negara yang sekarang ini termasuk ke dalam golongan atau kelompok negara maju.
Ciri Perubahan yang Berlaku
Kuznets membuat beberapa kesimpulan
mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi.

Tabel 1
Perubahan Persentase Sumbangan Sektor Pertanian, Industri, Dan Jasa Kepada Pendapatan Nasional di antara Permulaan Abad Ke-19 Hingga Pertengahan Abad Ke-20 Di Tiga Belas Negara Maju
Negara
Tahun
Sektor
Pertanian1)
Industri2)
Jasa-jasa3)
1
Inggris
1801
1841
1907
1955
32
22
6
5
23
34
46
56
45
44
48
39
2
Perancis
1825/35
1872/82
1908/10
1962
50
42
35
9
25
30
37
52
25
28
28
39
3
Jerman
1860/69
1905/14
1959
32
18
7
24
39
52
44
43
41
4
Negeri Belanda
1913
1938
1962
46
7
9
33
40
51
51
53
40
5
Denmark
1870/74
1905/09
1948/52
47
29
19
-
-
-
-
-
-
6
Norwegia
1865
1910
1956
34
24
13
21
26
53
45
50
34
7
Swedia
1861/65
1901/05
1949/53
39
35
10
17
28
55
44
77
35
8
Italia
1861/65
1869/1900
1951/55
55
47
25
20
22
43
25
31
27
9
Amerika Serikat
1869/79
1929
1961/63
20
9
4
40
42
43
48
49
53
10
Kanada
1870
1920
1961/63
50
26
7
26
35
48
24
39
45
11
Australia
1961/65
1938/39
18
24
31
30
51
46
12
Jepang
1878/82
1923/27
1962
63
26
14
16
18
49
21
36
37
13
Rusia
1928
1958
49
22
28
58
23
20
Sumber: S. Kuznets, Modern ..., Op. Cit., Tabel 3.1

Catatan:
1)      Termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang pertanian, perburuan, perikanan, dan kehutanan.
2)      Termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang pertambangan, industri pengolahan, industri tenaga (air dan listrik), dan perhubungan serta pengangkutan.
3)      Termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, badan keuangan, jasa perseorangan, dan jasa-jasa lainnya.

1.       Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun di dua belas dari tiga belas negara. Pada akhir masa observasi, peranan sektor pertanian di kebanyakan negara dalam menghasilkan produksi nasional hanya mencapai 20 persen atau kurang dan dibeberapa negara perannya lebih rendah dari 10 persen.
2.        Di dua belas negara peranan sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional meningkat. Pada tahun-tahun permulaan  dari masa yang diobvervasi sumbangan sektor tersebut berkisar diantara 20 sampai 30 persen dari seluruh  produksi nasional.
3.       Sumbangan sektor jasa dalam menciptakan pendapatan nasional tidak mengalami perubahan yang berarti dan perubahan itu tidak konsisten sifatnya. Di Swedia dan Australia peranannnya menurun, di Kanada dan di Jepang peranannya meningkat, dan pada kebanyakan negara perubahannya tidak begitu nyata.

Faktor yang Menyebabkan Perubahan Struktur Ekonomi
Peurbahan corak struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas mempunyai arti, bahwa :
1.       Produksi sektor pertanian mengalami perkembangan yang lebih lambat ketimbang perkembangan produksi nasional.
2.       Tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih cepat dari pada tingkat pertambahan produksi nasional.
3.       Titik adanya perubahan dalam peranan sektor jasa dalam produksi nasional berarti bahwa tingkat perkembangan sektor jasa adalah sama dengan tingkat perkembangan produksi nasional.
Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.      Keadaan yang demikian disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk komsumsi atas bahan-bahan makanan. Sedangkan permintaan tehadap bahan-bahan pakaian, perumahan, dan barang-barang komsumsi hasil industri keadaan adalah sebaliknya.
2.      Perubahan struktur ekonomi seperti yang digambarkan diatas disebabkan pula oeh perubahan teknologi yang terus-menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan menimbulkan perubahan struktur produksi yang bersifat compulsory dan inducive.
Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktifitas kegiatan-kegiatan ekonomi  dan hal yang terakhir ini selanjutnya akan memperluas pasar serta kegiatan perdangan. Perubahan seperti ini akan menimbulkan kebutuhan untu menghasilkan barang-barang baru. Dalam masyrakat perlu diciptakan beberapa jenis barang dan jasa yang pada umumnya tidak diperlukan dalam kehidupan didesa dan dalam masyrakat tertutup, yang kegiatan ekonominya yang ditujukan untuk memenuhi keperluan sendiri.
                Demikian pula industrialisasi, urbanisasi, dan pengembangan kota yang selalu mengikuti proses pembangunan ekonomi memerlukan perumahan yang lebih baik. Jaringan pengangkutan  dan perhubungan yang lebih sempurna dan administrasi pemerintahan yang lebih luas untuk menjamin agar kehidupan dikota-kota dan kegiatan ekonomi yang semakin bertambah kompleks dapat berjalan dengan teratur. Kemajuan teknologi menyebabkan pula perubahan dalam struktur produksi nasional yang bersifat inducive yaitu kemajuan tersebut menciptakan barang-barang baru menambah pilihan barang-barang yang dapat dikomsumsi masyarakat. Perbaikan dalam alat pengangkutan menyebabkan digantinya kereta kuda dengan kareta api, mobil, dan kendaraan modern lainnya; hiburan yang bersifat tradisional digantikan dengan radio,televisi,dan film. Perubahan-perubahan ini akan mendorong masyarakat untuk menggunakan lebih banyak barang-barang seperti itu, dan selanjutnya menyebabkan peranan produksi barang-barang industri dalam produksi barang nasional menjadi bertambah penting.
                Akhirnya, makin pentingnya peranan produksi industri dalam produksi nasional desebabkan oleh karena negara maju yang mengalami kemajuan tersebut telah memproleh keunggulan komparatif (comparative advatage) dalam menghasilkan barang-barang industri. Adanya perdagangan diantara negara yang lebih maju dengan negara yang kurang maju menyebabkan produksi industri bertambah tinggi dan produksi pertanian menjadi tidak begitu penting.


PERUBAHAN STRUKTUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI BERBAGAI SEKTOR

Ciri Perubahan Penggunaan Tenaga Kerja di Berbagai Sektor
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai corak perubahan dari proporsi tenaga kerja yang digunakan di sektor pertanian, industri, dan jasa dalam proses pembangunan Kuznets telah mengumpulkan data dari 14 negara pada berbagai masa sejak abad ke-19 hingga pada atau sesudah Perang Dunia II. Sebagian besar merupakan negara yang terdapat dalam tabel 1. Data yng dikumpukan Kuznets, dalam bentuk yang disederhanakan, ditunjukkan dalam tabel 2.

1.       Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun di tiap-tiap negara, termasuk di Australia. Di beberapa negara penurunannya sangat besar sekali. Pada permulaan masa yang diobservasi, di beberapa negara (Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia) peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja melebihi dua pertiga dari pertiga dari seluruh tenaga kerja.


Tabel 2
Persentase Tenaga Kerja di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa Sejak Abad yang Lalu di Empat Belas Negara

Negara
Tahun
Sektor
Pertanian1)
Industri2)
Jasa-jasa3)
1
Inggris
1841
1901
1951

23
9
5
39
54
57

38
37
38

2
Perancis
1866
1911
1951
43
30
20
38
43
47
19
27
33
3
Belgia
1880
1910
1947
24
18
11
39
56
58
32
26
31
4
Swiss
1880
1910
1941
33
22
20
48
54
49
33
24
31
5
Negeri Belanda
1880
1947
28
17
36
37
36
46
6
Denmark
1901
1952
42
19
28
38
30
43
7
Norwegia
1875
1910
1950
49
38
25
49
38
25
18
21
27
8
Swedia
1870
1910
1950
55
41
19
12
36
50
33
23
31
9
Italia
1871
1911
1951
51
45
33
35
36
40
14
19
25
10
Amerika Serikat
1840
1910
1950
68
32
12
30
41
45
19
27
43
11
Kanada
1901
1951
44
19
33
44
23
37
12
Autralia
1891
1947
26
17
43
48
31
35
37
13
Jepang
1872
1925
1960
85
52
33
6
24
35
9
24
32
14
Rusia
1928
1958
71
40
18
38
11
22

Akan tetapi pada umumnya sektor tersebut menampung diantara seperempat sampai setengah dari tenaga kerja yang ada. Pada akhir masa yang diobservasi, dikebanyakan negara peranannya adalah di bawah 20 persen. Ini berarti bahwa pernanannya mengalami penurunan sebesar kurang lebih 23 hingga disekitar 50 persen poin.
1.       Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut secara relatif sangat kecil. Di Perancis, Swiss, Belgia, Negeri Belanda, Italia, dan Australia perananny ameningkat hanya sebesar beberapa persen poin. Yang mengalami perkembangan yang relatif besar, yaitu kurang lebih sama besarnya atau lebih besar dari perubahan relatif sumbangan sektor ini kepada produksi nasional, hanyalah Inggris, Swedia, Jepang dan Rusia.
2.       Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak perubaha seperti di  Inggris, Belgia, Negeri Belanda, Swedia, dan Australia. Tetapi di negara-negara lain peranannya mengalami kenaikan relatif yang sangat besar sekali seperti dapat diperhatikan dari keadaan Swiss, Denmark, Norwegia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan Rusia. Jika dibandingkan dengan perubahan sektor jasa dalam menghasilkan produksi nasional, maka dapatlah dikatan bahwa perubahan peranan sektor ini dalam menyediakan kesempatan sangat besar.

Faktor yang Menyebabkan Pola Perubahan yang Berbeda
Apabila dibandingkan antara: (i) perubahan peranan masing-masing sektor dalam menciptakan produksi nasional, dengan (ii) perubahan peranan mereka dalam menampung tenaga kerja, gambaran yang terdapat dalam tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan bahwa perubahan relatif dari kedua hal tersebut mempunyai sifat yang agak berbeda. Di sektor pertanian, secara relatif, perubahan yang terjadi dalam sumbangan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional adalah hampir bersamaan dengan perubahan peranannya dalam menyediakan pekerjaan. Di sektor industri perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar dari pada perubahan relatif peranannya dalam menampung tenaga kerja. Dan, di sektor jasa perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih kaecil dari perubahan relatif pernannya dalam menampung tenaga kerja.

Menurut Kuznets perbedaan di atas disebabkan oleh perbedaan dalam perkembangan tingkat produktifitas dimasing-masing sektor dalam proses pembangunan. Dalam keadaan dimasa tingkat produktifitas pada suatu sektor yang mengalami perkembangan yang sama dengan  perkembangan prduktifitas rata-rata yang terjadi dalam keseluruhan perekonomian, maka perubahan relatif peranan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional akan sama besarnya dengan perubahan relatif dalam menampung tenaga kerja. Dengan demikian, dari sifat perubahan relatif yang telah terjadi disektor pertanian, dapatah disimpulkan bahwa pada masa lalu perbaikan tingkat produktifitas sektor pertanian adalah sama cepatnya dengan perkembangan produktifitas rata-rata dari keseluruhan perekonomian. Dan dari perubahan yang telah terjadi dalam sektor industri dinegara-negara yang terdapat dalam tabel 1 dan tabel 2 dapat pula disimpulkan bahwa, disektor industri perubahan relatif dari sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada perubahan relatif dari peranannya adalah menampung tenaga kerja. Ini berarti tingkat produktifitas disektor industri berkembang dengan lebih cepat dari perkembangan tingkat produktifitas keseluruhan perekonomian. Di sektor jasa perkembangan yang terjadi adalah sebaliknya dari yang terjadi dalam sektor industri; dengan demikian di sektor jasa tingkat perkembangan produktifitasnya lebih lambat dari perkembangan tingkat produktifitas rata-rata yang dicapai oleh keseluruhan perekonomian.

PERUBAHAN STRUKTUR SEKTOR INDUSTRI DAN JASA
Analisis  selanjutnya ialah perubahan peranan berbagai sub-sektor industri, berbagai jenis industri dalam sub-sektor industri pengolahan dan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional maupun dalam menyediakan kesempatan kerja.
Perubahan Peranan Berbagai Jenis Industri
Untuk menganalisis perubahan peranan berbagai sub-sektor industri dalam menciptakan pendapatan nasional dianalisis data dari enam negara1 dan dalam menampung tenaga kerja dianalisis data dari sebelas negara2. Sektor industri dibedakan menjadi empat sub-sektor yaitu, pertambangan, industri pengolahan (manufacturing), industri bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Sifat-sifat pokok dari perubahan tersebut yaitu:
1.       Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada umumnya yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam proses pembangunan peranan tersebut menjadi bertambah kecil lagi. Sub-sektor industri bangunan juga mengalami perubahan yang sama sifatnya  dengan sektor pertambangan, yaitu di kebanyakan negara yang diobservasi, perananannya dalam menciptakan produksi sektor dan menampung tenaga kerja menjadi bertambahkecil apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi.
2.       Peranan sub-sektor industri pengilahan, termasuk industri utilities (penyediaan air dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi lebih tinggi. Hanya di Norwegia dan Italia, peranan sektor ini menurun. Dalam menampung tenaga kerja, peranan sub-sektor industri pengolahan hanya mengalami penurunan di Inggris, Swiss, Italia, dan Jepang, tetapi pada umumnya peranan sub-sektor pengolahan mangalami kenaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sub-sektor industri pengolahan merupakan sektor yang mengalami perkembangan paling pesat dalam proses pembangunan ekonomi.               
3.       Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam menciptakan produksi dan menampung tenaga kerja tidak menunjukkan pola yang seragam. Di Inggris dan Amerika peranan itu menurun, sedangkan di Swedia tetap. Norwegia, Italia, dan Australia peranannya malah meningkat.
4.      


1 Inggris, Swedia, Norwegia, Italia, Australia, dan Amerika Serikat.
2 Inggris, Negeri Belanda, Swiss, Denmark, Norwegia, Swedia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Jepang.
Terhadap Amerika Serikat dan Australia, dihitung perubahan peranan berbagai sub-sektor industri berdasarkan pada harga pasar yang berlaku dari masa ke masa, tetapi juga berdasarkan harga tetap. Analisis ini menunjukkan bahwa peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam keseluruhan produksi sektor industri menurut harga tetap telah menjadi semakin besar . apabila tingkat harga-harga dianggap tetap, di Amerika Serikat sub-sektor perhubungan dan pengangkutan menciptakan 14 persen dari keseluruhan produksi sektor industri pada tahun 1869-78, dan meningkat menjadi 25 persen pada tahun 1939-48. Di Australia, juga apabila tingkat harga-harga dianggap tetap, kenaikan peranan sektor itu adalah dari 4 persen pada tahun 1861-65 menjadi 21 persen pada tahun 1934-38. Kasus ini disimpulkan oleh Kuznets bahwa, pertama, biaya pengangkutan dan perhubungan mengalami penurunan yang besar sekali sejak abad yang lalu. Berarti, efisiensi sektor ini mengalami perbaikkan yang tinggi. Kedua, seperti juga sub-sektor industri pengolahan, sub-sektor perhubungan dan pengangkutan mengalami peningkatan besar dalam ekonomi.     
Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan di Sektor Jasa
Sektor jasa dalam analisis ini dibedakan menjadi lima sub-sektor, yaitu perdagangan, badan keuangan dan real estate, pemilikan rumah, pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa perseorangan (private service). Untuk melihat perubahan peranan sub-sektor jasa dalam menciptakan produksi sektor jasa diobservasi keadaan di lima negara3, dan untuk menunjukkan perubahan peranan tiap-tiap sub-sektor dalam menampung tenaga kerja diobservasi keadaan di sepuluh negara4. Substansi dari kesimpulan analisis tersebut diuraikan dibawah ini:
1.       Peranan sub-sektor perdagangan dalam menciptakan produksi sektor jasa dan terutama peranannya dalam menyediakan pekerjaan di sektor jasa menjadi bertambah besar. Akan tetapi jika ditinjau dari sisi sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja dalam keseluruhan perekonomian, maka coraknya adalah (i) pada umumnya peranan sub sektor perdagangan dalam menciotakan produksi nasional tidak mengalami perubahan atau menurun, dan (ii) peranannya menyediakan pekerjaan dalam proporsi tenaga kerja, meningkat.
2.       Peranan sub-sektor jasa perseorangan dalam menciptakan produksi sektor jasa maupun produksi nasional, dan dalam menampung tenaga kerja mengalami penurunan yang sangat besar sekali. Sebaliknya sub-sektor pemerintahan dan pertahanan menunjukkan kecenderungan meningkat, baik diukur dari sisi peranannya dalam sub-sektor jasa itu sendiri maupun dalam perekonomian secara keseluruhan.
Pada bab ini, dalam bagian-bagian terdahulu, telah ditunjukkan bahwa: (a) peranan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak mengalami perubahan atau mengalami penurunan; dan (b) peranannya dalam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah besar. Perkembangan sektor jasa yang berkembang seperti ini dalam proses pembangunan ekonomi disebabkan oleh karena: (i) adanya spesialisasi secara kawasan dari kegiatan ekonomi yang berkembang; (ii) pertambahan pendapatan perkapita yang diakibatkan oleh pembangunan ekonomi; dan (iii) karena perkembangan produktivitas yang lambat di sektor jasa. Kedua faktor yang pertama menyebabkan lebih banyak jenis-jenis produksi sektor jasa harus disediakan oleh suatu perekonomian yang berkembang. Suatu perekonomian yang mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi dengan sendirinya harus mengalami perkembangan dalam kegiatan perdagangan, kegiatan badan-badan keuangan, kegiatan mendistribusikan hasil-hasil yang diproduksikan oleh sektor industri dan pertanian ke berbagai daerah dan ke luar negeri, dan kegiatan menyewakan rumah-rumah dan bangunan. Disamping itu, proses urbanisasi yang ditimbulkan oleh pembangunan ekonomi dan industrialisasi menyebabkan perlunya administrasi pemerintahan yang lebih luas, yaitu untuk memberikan fasilitas yang lebih baik kepada masyarakat di kota dan di daerah pedesaan yang bertambah kompleks. Dan akhirnya, kenaikan pendapatan per kapita akan menaikkan permintaan masyarakat terhadap rekreasi, kesehatan, pendidikan, dan jasa profesional. Yang disebutkan terakhir ini terutama adalah dalam bentu jasa untuk memperbaiki barang-barang konsumsi tahan lama (durable consumer goods).


3 Inggris, Swedia, Norwegia, Australia, dan Amerika Serikat.
4 Inggris, Perancis, Negeri Belanda, Swiss, Denmark, Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.


3 Inggris, Swedia, Norwegia, Australia, dan Amerika Serikat.
4 Inggris,Perancis, Negeri Belanda, Swiss, Denmark, Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
Walaupun peranan sektor jasa dalam menampung atau menyerap tenaga kerja yang terdapat dalam perekonomian meningkat, peranan sektor tersebut dalam menciptakan pendapatan nasional tidak mengalami perubahan atau menurun. Faktor yang menimbulkan keadaan ini, seperti telah dijelaskan pada bagian yang lalu, adalah karena tingkat produktiitas di sektor jasa berkembang lebih lambat dari perkembangan tingkat produktivitas rata-rata yang terjadi dalam keseluruhan perekonomian.  



1 komentar: