PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
NEGARA BERKEMBANG
(sebuah analisis Kuznets)
Bahwa
struktur ekonomi akan mengalami
perubahan dalam pembangunan ekonomi, sudah lama disadari oleh ahli-ahli
ekonomi. Tulisan A.G.B Fisher dalam International
Labour Review pada tahun 1935 telah mengemukakan pendapat bahwa berbagai
negara dapat dibedakan berdasarkan persentase tenaga kerja yang berada di
sektor primer, sekunder, dan tertier. Pendapat ini dibuktikan oleh Clark yang
telah mengumpulkan data statistik
mengenai persentase mengenai data tenaga kerja yang bekerja di sektor primer,
sekunder, dan tertier di beberapa negara. Sektor primer adalah kegiatan ekonomi
dalam bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan. Termasuk dalam
sektor skunder adalah industri-industri pengolahan, industri air dan listrik,
dan industri bangunan. Sektor tertier meliputi kegiatan dalam bidang
pengangkutan dan perhubungan, pemerintahan, perdangan dan jasa perseorangan. Data
yang dikumpulkannya itu menunjukan bahwa makin tinggi pendapatan perkapita
suatu negara, makin kecil peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan
kerja. Akan tetapi sebaliknya, sektor industri makin penting peranannya dalam
menampung tenaga kerja.
Kuznets,
Chenery, dan beberapa penulis lainnya mengadakan penyelidikan lebih lanjut
mengenai perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan. Kuznets bukan
saja menyelidiki tentang perubahan peresentase penduduk yang bekerja di
berbagai sektor dan sub-sektor dalam pembangunan ekonomi, akan tetapi juga
menunjukan perubahan sumbangan berbagai sektor kepada produksi nasional dalam
proses tersebut. Sedangkan Chenery mengususkan analisanya pada corak perubahan
sumbangan berbagai sektor dan industri-industri dalam sub sektor indusri
pengolahan kepada produksi nasional.
Dalam
bab ini terutama akan diuraikan garis besar analisis Kuznets untuk menunjukkan
ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan.
PERUBAHAN
SUMBANGAN BERBAGAI SEKTOR DALAM MENCIPTAKAN PRODUKSI NASIONAL
Untuk
mengetahui bagaiman corak perubahan dalam struktur ekonomi pada masa Lalu, Kuznets
mengumpulkan data mengenai sumbangan berbagai sektor kepada pruduksi nasional
di tiga belas negara yang sekarang ini termasuk ke dalam golongan atau kelompok
negara maju.
Ciri Perubahan yang Berlaku
Kuznets
membuat beberapa kesimpulan
mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi.
mengenai corak perubahan sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi.
Tabel 1
Perubahan Persentase Sumbangan Sektor Pertanian, Industri, Dan Jasa
Kepada Pendapatan Nasional di antara Permulaan Abad Ke-19 Hingga Pertengahan
Abad Ke-20 Di Tiga Belas Negara Maju
Negara
|
Tahun
|
Sektor
|
|||
Pertanian1)
|
Industri2)
|
Jasa-jasa3)
|
|||
1
|
Inggris
|
1801
1841
1907
1955
|
32
22
6
5
|
23
34
46
56
|
45
44
48
39
|
2
|
Perancis
|
1825/35
1872/82
1908/10
1962
|
50
42
35
9
|
25
30
37
52
|
25
28
28
39
|
3
|
Jerman
|
1860/69
1905/14
1959
|
32
18
7
|
24
39
52
|
44
43
41
|
4
|
Negeri
Belanda
|
1913
1938
1962
|
46
7
9
|
33
40
51
|
51
53
40
|
5
|
Denmark
|
1870/74
1905/09
1948/52
|
47
29
19
|
-
-
-
|
-
-
-
|
6
|
Norwegia
|
1865
1910
1956
|
34
24
13
|
21
26
53
|
45
50
34
|
7
|
Swedia
|
1861/65
1901/05
1949/53
|
39
35
10
|
17
28
55
|
44
77
35
|
8
|
Italia
|
1861/65
1869/1900
1951/55
|
55
47
25
|
20
22
43
|
25
31
27
|
9
|
Amerika
Serikat
|
1869/79
1929
1961/63
|
20
9
4
|
40
42
43
|
48
49
53
|
10
|
Kanada
|
1870
1920
1961/63
|
50
26
7
|
26
35
48
|
24
39
45
|
11
|
Australia
|
1961/65
1938/39
|
18
24
|
31
30
|
51
46
|
12
|
Jepang
|
1878/82
1923/27
1962
|
63
26
14
|
16
18
49
|
21
36
37
|
13
|
Rusia
|
1928
1958
|
49
22
|
28
58
|
23
20
|
Sumber: S. Kuznets, Modern
..., Op. Cit., Tabel 3.1
Catatan:
1) Termasuk
di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang pertanian, perburuan,
perikanan, dan kehutanan.
2) Termasuk
di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang pertambangan, industri
pengolahan, industri tenaga (air dan listrik), dan perhubungan serta
pengangkutan.
3) Termasuk
di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, badan keuangan,
jasa perseorangan, dan jasa-jasa lainnya.
1.
Sumbangan sektor pertanian kepada produksi
nasional telah menurun di dua belas dari tiga belas negara. Pada akhir masa
observasi, peranan sektor pertanian di kebanyakan negara dalam menghasilkan
produksi nasional hanya mencapai 20 persen atau kurang dan dibeberapa negara
perannya lebih rendah dari 10 persen.
2.
Di dua
belas negara peranan sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional
meningkat. Pada tahun-tahun permulaan
dari masa yang diobvervasi sumbangan sektor tersebut berkisar diantara
20 sampai 30 persen dari seluruh
produksi nasional.
3.
Sumbangan sektor jasa dalam menciptakan
pendapatan nasional tidak mengalami perubahan yang berarti dan perubahan itu
tidak konsisten sifatnya. Di Swedia dan Australia peranannnya menurun, di
Kanada dan di Jepang peranannya meningkat, dan pada kebanyakan negara
perubahannya tidak begitu nyata.
Faktor yang Menyebabkan Perubahan Struktur Ekonomi
Peurbahan
corak struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas mempunyai arti, bahwa :
1.
Produksi sektor pertanian mengalami perkembangan
yang lebih lambat ketimbang perkembangan produksi nasional.
2.
Tingkat pertambahan produksi sektor industri
lebih cepat dari pada tingkat pertambahan produksi nasional.
3.
Titik adanya perubahan dalam peranan sektor jasa
dalam produksi nasional berarti bahwa tingkat perkembangan sektor jasa adalah
sama dengan tingkat perkembangan produksi nasional.
Perubahan
struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Keadaan
yang demikian disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu
apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan
pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk komsumsi atas
bahan-bahan makanan. Sedangkan permintaan tehadap bahan-bahan pakaian,
perumahan, dan barang-barang komsumsi hasil industri keadaan adalah sebaliknya.
2. Perubahan
struktur ekonomi seperti yang digambarkan diatas disebabkan pula oeh perubahan
teknologi yang terus-menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi
dalam proses pembangunan akan menimbulkan perubahan struktur produksi yang
bersifat compulsory dan inducive.
Kemajuan
teknologi akan mempertinggi produktifitas kegiatan-kegiatan ekonomi dan hal yang terakhir ini selanjutnya akan
memperluas pasar serta kegiatan perdangan. Perubahan seperti ini akan menimbulkan kebutuhan untu
menghasilkan barang-barang baru. Dalam masyrakat perlu diciptakan beberapa
jenis barang dan jasa yang pada umumnya tidak diperlukan dalam kehidupan didesa
dan dalam masyrakat tertutup, yang kegiatan ekonominya yang ditujukan untuk
memenuhi keperluan sendiri.
Demikian pula industrialisasi,
urbanisasi, dan pengembangan kota yang selalu mengikuti proses pembangunan
ekonomi memerlukan perumahan yang lebih baik. Jaringan pengangkutan dan perhubungan yang lebih sempurna dan
administrasi pemerintahan yang lebih luas untuk menjamin agar kehidupan
dikota-kota dan kegiatan ekonomi yang semakin bertambah kompleks dapat berjalan
dengan teratur. Kemajuan teknologi menyebabkan pula perubahan dalam struktur
produksi nasional yang bersifat inducive yaitu kemajuan tersebut menciptakan
barang-barang baru menambah pilihan barang-barang yang dapat dikomsumsi
masyarakat. Perbaikan dalam alat pengangkutan menyebabkan digantinya kereta
kuda dengan kareta api, mobil, dan kendaraan modern lainnya; hiburan yang
bersifat tradisional digantikan dengan radio,televisi,dan film.
Perubahan-perubahan ini akan mendorong masyarakat untuk menggunakan lebih
banyak barang-barang seperti itu, dan selanjutnya menyebabkan peranan produksi
barang-barang industri dalam produksi barang nasional menjadi bertambah
penting.
Akhirnya, makin pentingnya
peranan produksi industri dalam produksi nasional desebabkan oleh karena negara
maju yang mengalami kemajuan tersebut telah memproleh keunggulan komparatif
(comparative advatage) dalam menghasilkan barang-barang industri. Adanya
perdagangan diantara negara yang lebih maju dengan negara yang kurang maju
menyebabkan produksi industri bertambah tinggi dan produksi pertanian menjadi
tidak begitu penting.
PERUBAHAN STRUKTUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI
BERBAGAI SEKTOR
Ciri Perubahan Penggunaan
Tenaga Kerja di Berbagai Sektor
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai corak perubahan
dari proporsi tenaga kerja yang digunakan di sektor pertanian, industri, dan jasa
dalam proses pembangunan Kuznets telah mengumpulkan data dari 14 negara pada
berbagai masa sejak abad ke-19 hingga pada atau sesudah Perang Dunia II.
Sebagian besar merupakan negara yang terdapat dalam tabel 1. Data yng
dikumpukan Kuznets, dalam bentuk yang disederhanakan, ditunjukkan dalam tabel
2.
1.
Peranan sektor pertanian dalam menyediakan
kesempatan kerja menurun di tiap-tiap negara, termasuk di Australia. Di
beberapa negara penurunannya sangat besar sekali. Pada permulaan masa yang
diobservasi, di beberapa negara (Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia) peranan
sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja melebihi dua pertiga dari
pertiga dari seluruh tenaga kerja.
Tabel 2
Persentase Tenaga Kerja di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa Sejak
Abad yang Lalu di Empat Belas Negara
Negara
|
Tahun
|
Sektor
|
|||
Pertanian1)
|
Industri2)
|
Jasa-jasa3)
|
|||
1
|
Inggris
|
1841
1901
1951
|
23
9
5
|
39
54
57
|
38
37
38
|
2
|
Perancis
|
1866
1911
1951
|
43
30
20
|
38
43
47
|
19
27
33
|
3
|
Belgia
|
1880
1910
1947
|
24
18
11
|
39
56
58
|
32
26
31
|
4
|
Swiss
|
1880
1910
1941
|
33
22
20
|
48
54
49
|
33
24
31
|
5
|
Negeri
Belanda
|
1880
1947
|
28
17
|
36
37
|
36
46
|
6
|
Denmark
|
1901
1952
|
42
19
|
28
38
|
30
43
|
7
|
Norwegia
|
1875
1910
1950
|
49
38
25
|
49
38
25
|
18
21
27
|
8
|
Swedia
|
1870
1910
1950
|
55
41
19
|
12
36
50
|
33
23
31
|
9
|
Italia
|
1871
1911
1951
|
51
45
33
|
35
36
40
|
14
19
25
|
10
|
Amerika
Serikat
|
1840
1910
1950
|
68
32
12
|
30
41
45
|
19
27
43
|
11
|
Kanada
|
1901
1951
|
44
19
|
33
44
|
23
37
|
12
|
Autralia
|
1891
1947
|
26
17
|
43
48
|
31
35
37
|
13
|
Jepang
|
1872
1925
1960
|
85
52
33
|
6
24
35
|
9
24
32
|
14
|
Rusia
|
1928
1958
|
71
40
|
18
38
|
11
22
|
Akan tetapi pada umumnya sektor tersebut menampung diantara
seperempat sampai setengah dari tenaga kerja yang ada. Pada akhir masa yang
diobservasi, dikebanyakan negara peranannya adalah di bawah 20 persen. Ini
berarti bahwa pernanannya mengalami penurunan sebesar kurang lebih 23 hingga
disekitar 50 persen poin.
1.
Peranan sektor industri dalam menyediakan
kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut
secara relatif sangat kecil. Di Perancis, Swiss, Belgia, Negeri Belanda,
Italia, dan Australia perananny ameningkat hanya sebesar beberapa persen poin.
Yang mengalami perkembangan yang relatif besar, yaitu kurang lebih sama
besarnya atau lebih besar dari perubahan relatif sumbangan sektor ini kepada
produksi nasional, hanyalah Inggris, Swedia, Jepang dan Rusia.
2.
Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan
kerja tidak mengalami banyak perubaha seperti di Inggris, Belgia, Negeri Belanda, Swedia, dan
Australia. Tetapi di negara-negara lain peranannya mengalami kenaikan relatif
yang sangat besar sekali seperti dapat diperhatikan dari keadaan Swiss,
Denmark, Norwegia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan Rusia. Jika
dibandingkan dengan perubahan sektor jasa dalam menghasilkan produksi nasional,
maka dapatlah dikatan bahwa perubahan peranan sektor ini dalam menyediakan
kesempatan sangat besar.
Faktor yang Menyebabkan Pola Perubahan yang Berbeda
Apabila dibandingkan
antara: (i) perubahan peranan masing-masing sektor dalam menciptakan produksi nasional, dengan (ii) perubahan peranan mereka
dalam menampung tenaga kerja, gambaran yang terdapat dalam tabel 1 dan tabel 2
menunjukkan bahwa perubahan relatif dari kedua hal tersebut mempunyai sifat
yang agak berbeda. Di sektor pertanian, secara relatif, perubahan yang terjadi
dalam sumbangan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional adalah hampir
bersamaan dengan perubahan peranannya dalam menyediakan pekerjaan. Di sektor
industri perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan produksi nasional
adalah lebih besar dari pada perubahan relatif peranannya dalam menampung
tenaga kerja. Dan, di sektor jasa perubahan relatif dari peranannya dalam menciptakan
produksi nasional adalah lebih kaecil dari perubahan relatif pernannya dalam
menampung tenaga kerja.
Menurut Kuznets perbedaan di atas disebabkan oleh perbedaan dalam
perkembangan tingkat produktifitas dimasing-masing sektor dalam proses
pembangunan. Dalam keadaan dimasa tingkat produktifitas pada suatu sektor
yang mengalami perkembangan yang sama dengan
perkembangan prduktifitas rata-rata yang terjadi dalam keseluruhan
perekonomian, maka perubahan relatif peranan sektor itu dalam menciptakan produksi
nasional akan sama besarnya dengan perubahan relatif dalam menampung tenaga
kerja. Dengan demikian, dari sifat perubahan relatif yang telah terjadi
disektor pertanian, dapatah disimpulkan bahwa pada masa lalu perbaikan tingkat
produktifitas sektor pertanian adalah sama cepatnya dengan perkembangan
produktifitas rata-rata dari keseluruhan perekonomian. Dan dari perubahan yang
telah terjadi dalam sektor industri dinegara-negara yang terdapat dalam tabel 1
dan tabel 2 dapat pula disimpulkan bahwa, disektor industri perubahan relatif
dari sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar
daripada perubahan relatif dari peranannya adalah menampung tenaga kerja. Ini
berarti tingkat produktifitas disektor industri berkembang dengan lebih cepat
dari perkembangan tingkat produktifitas keseluruhan perekonomian. Di sektor
jasa perkembangan yang terjadi adalah sebaliknya dari yang terjadi dalam sektor
industri; dengan demikian di sektor jasa tingkat perkembangan produktifitasnya
lebih lambat dari perkembangan tingkat produktifitas rata-rata yang dicapai
oleh keseluruhan perekonomian.
PERUBAHAN STRUKTUR SEKTOR INDUSTRI DAN JASA
Analisis selanjutnya ialah perubahan peranan berbagai
sub-sektor industri, berbagai jenis industri dalam sub-sektor industri
pengolahan dan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional maupun dalam
menyediakan kesempatan kerja.
Perubahan Peranan Berbagai Jenis Industri
Untuk
menganalisis perubahan peranan berbagai sub-sektor industri dalam menciptakan
pendapatan nasional dianalisis data dari enam negara1 dan dalam
menampung tenaga kerja dianalisis data dari sebelas negara2. Sektor
industri dibedakan menjadi empat sub-sektor yaitu, pertambangan, industri
pengolahan (manufacturing), industri
bangunan, dan perhubungan serta pengangkutan. Sifat-sifat pokok dari perubahan
tersebut yaitu:
1.
Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor
pertambangan pada umumnya yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi
nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam proses pembangunan peranan tersebut
menjadi bertambah kecil lagi. Sub-sektor industri bangunan juga mengalami
perubahan yang sama sifatnya dengan
sektor pertambangan, yaitu di kebanyakan negara yang diobservasi, perananannya
dalam menciptakan produksi sektor dan menampung tenaga kerja menjadi
bertambahkecil apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi.
2.
Peranan sub-sektor industri pengilahan, termasuk
industri utilities (penyediaan air
dan listrik), dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga
kerja pada umumnya bertambah besar apabila tingkat pembangunan ekonomi menjadi
lebih tinggi. Hanya di Norwegia dan Italia, peranan sektor ini menurun. Dalam
menampung tenaga kerja, peranan sub-sektor industri pengolahan hanya mengalami
penurunan di Inggris, Swiss, Italia, dan Jepang, tetapi pada umumnya peranan
sub-sektor pengolahan mangalami kenaikan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sub-sektor industri pengolahan merupakan sektor yang mengalami
perkembangan paling pesat dalam proses pembangunan ekonomi.
3.
Perubahan peranan sub-sektor perhubungan dan
pengangkutan dalam menciptakan produksi dan menampung tenaga kerja tidak
menunjukkan pola yang seragam. Di Inggris dan Amerika peranan itu menurun,
sedangkan di Swedia tetap. Norwegia, Italia, dan Australia peranannya malah
meningkat.
4.
Terhadap Amerika Serikat dan Australia, dihitung perubahan peranan
berbagai sub-sektor industri berdasarkan pada harga pasar yang berlaku dari
masa ke masa, tetapi juga berdasarkan harga tetap. Analisis ini menunjukkan
bahwa peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam keseluruhan
produksi sektor industri menurut harga tetap telah menjadi semakin besar .
apabila tingkat harga-harga dianggap tetap, di Amerika Serikat sub-sektor
perhubungan dan pengangkutan menciptakan 14 persen dari keseluruhan produksi
sektor industri pada tahun 1869-78, dan meningkat menjadi 25 persen pada tahun
1939-48. Di Australia, juga apabila tingkat harga-harga dianggap tetap,
kenaikan peranan sektor itu adalah dari 4 persen pada tahun 1861-65 menjadi 21
persen pada tahun 1934-38. Kasus ini disimpulkan oleh Kuznets bahwa, pertama,
biaya pengangkutan dan perhubungan mengalami penurunan yang besar sekali sejak
abad yang lalu. Berarti, efisiensi sektor ini mengalami perbaikkan yang tinggi.
Kedua, seperti juga sub-sektor industri pengolahan, sub-sektor perhubungan dan
pengangkutan mengalami peningkatan besar dalam ekonomi.
1 Inggris, Swedia, Norwegia, Italia, Australia, dan
Amerika Serikat.
2 Inggris, Negeri Belanda, Swiss, Denmark,
Norwegia, Swedia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Jepang.
|
Perubahan Peranan Berbagai Kegiatan di Sektor Jasa
Sektor
jasa dalam analisis ini dibedakan menjadi lima sub-sektor, yaitu perdagangan,
badan keuangan dan real estate, pemilikan
rumah, pemerintahan dan pertahanan, dan berbagai jasa perseorangan (private service). Untuk melihat
perubahan peranan sub-sektor jasa dalam menciptakan produksi sektor jasa
diobservasi keadaan di lima negara3, dan untuk menunjukkan perubahan
peranan tiap-tiap sub-sektor dalam menampung tenaga kerja diobservasi keadaan
di sepuluh negara4. Substansi dari kesimpulan analisis tersebut
diuraikan dibawah ini:
1.
Peranan sub-sektor perdagangan dalam menciptakan
produksi sektor jasa dan terutama peranannya dalam menyediakan pekerjaan di
sektor jasa menjadi bertambah besar. Akan tetapi jika ditinjau dari sisi
sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja
dalam keseluruhan perekonomian, maka coraknya adalah (i) pada umumnya peranan
sub sektor perdagangan dalam menciotakan produksi nasional tidak mengalami
perubahan atau menurun, dan (ii) peranannya menyediakan pekerjaan dalam
proporsi tenaga kerja, meningkat.
2.
Peranan sub-sektor jasa perseorangan dalam
menciptakan produksi sektor jasa maupun produksi nasional, dan dalam menampung
tenaga kerja mengalami penurunan yang sangat besar sekali. Sebaliknya
sub-sektor pemerintahan dan pertahanan menunjukkan kecenderungan meningkat,
baik diukur dari sisi peranannya dalam sub-sektor jasa itu sendiri maupun dalam
perekonomian secara keseluruhan.
Pada bab ini, dalam bagian-bagian terdahulu, telah
ditunjukkan bahwa: (a) peranan sektor jasa dalam menciptakan produksi nasional
tidak mengalami perubahan atau mengalami penurunan; dan (b) peranannya dalam
menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah besar. Perkembangan sektor jasa
yang berkembang seperti ini dalam proses pembangunan ekonomi disebabkan oleh
karena: (i) adanya spesialisasi secara kawasan dari kegiatan ekonomi yang
berkembang; (ii) pertambahan pendapatan perkapita yang diakibatkan oleh
pembangunan ekonomi; dan (iii) karena perkembangan produktivitas yang lambat di
sektor jasa. Kedua faktor yang pertama menyebabkan lebih banyak jenis-jenis
produksi sektor jasa harus disediakan oleh suatu perekonomian yang berkembang.
Suatu perekonomian yang mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi dengan
sendirinya harus mengalami perkembangan dalam kegiatan perdagangan, kegiatan
badan-badan keuangan, kegiatan mendistribusikan hasil-hasil yang diproduksikan
oleh sektor industri dan pertanian ke berbagai daerah dan ke luar negeri, dan
kegiatan menyewakan rumah-rumah dan bangunan. Disamping itu, proses urbanisasi
yang ditimbulkan oleh pembangunan ekonomi dan industrialisasi menyebabkan
perlunya administrasi pemerintahan yang lebih luas, yaitu untuk memberikan
fasilitas yang lebih baik kepada masyarakat di kota dan di daerah pedesaan yang
bertambah kompleks. Dan akhirnya, kenaikan pendapatan per kapita akan menaikkan
permintaan masyarakat terhadap rekreasi, kesehatan, pendidikan, dan jasa
profesional. Yang disebutkan terakhir ini terutama adalah dalam bentu jasa
untuk memperbaiki barang-barang konsumsi tahan lama (durable consumer goods).
3 Inggris, Swedia, Norwegia, Australia, dan Amerika
Serikat.
4 Inggris, Perancis, Negeri Belanda, Swiss,
Denmark, Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
|
3 Inggris, Swedia, Norwegia, Australia, dan Amerika
Serikat.
4 Inggris,Perancis, Negeri Belanda, Swiss, Denmark,
Norwegia, Swedia, Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
|
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus